A. Gizi Daur hidup
Status
gizi seseorang sejak di dalam kandungan akan menentukan keadaan gizi dan
kesehatan atau kulitas hidup
di masa dewasa
kelak. Ibu hamil
yang kurang gizi
dan menderita anemia
akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), selain itu
juga meningkatkan risiko
kematian ibu. Bayi
yang dilahirkan dengan
berat badan rendah (kurang dari
2500 gram) akan meningkatkan risiko
kemati an bayi, mengalami
gangguan perkembangan mental, dan penyakit kronis saat dewasa.
Pada
masa usia di bawah dua tahun, bayi yang
tidak mendapatkan makanan
sesuai yang dibutuhkan
dan sering sakit,
tidak mendapatkan perawatan kesehatan
yang memadai, serta
tidak mampu melakukan
kejar tumbuh (Catch-Up
Growth) akan meningkatkan
risiko menjadi anak stunting
(pendek). Anak yang
pendek akan berkembang menjadi
remaja yang pendek
yang memiliki kemampuan
fisik dan masa
otot yang kurang, serta
berpotensi mempunyai performa
akademik yang tidak memadai.
Jika keadaan ini berlanjut
dan remaja tersebut
kurang mendapatkan perawatan
kesehatan dan asupan
gizi yang memadai,
maka pada saat remaja
puteri menjadi ibu
akan meningkatkan risiko untuk
mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, dan seterusnya kondisi di atas
akan berulang seperti lingkaran
yang tak berujung.
Kondisi-kondisi tersebut merupakan
kondisi yang berkaitan satu
sama lain yang
dikenal dengan istilah
“gizi daur hidup”
dan secara ringkas digambarkan oleh bagan di halaman
berikutnya.
Konsep
lain yang juga penting untuk dipahami adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK). Konsep ini menegaskan konsep gizi daur hidup di mana ada periode emas
dalam daur kehidupan kita yang jika ditotal berjumlah 1000 hari yaitu :
·
Sejak kita di dalam kandungan = 9 bulan x 30 hari = 270 hari
·
Selama usia 2 tahun pertama =
2 x 365 hari = 730 hari) +
Jumlah =
1000 hari
Berdasarkan
berbagai penelitian disimpulkan
bahwa pada periode
emas ini semua
kebutuhan gizi dan perawatan
kesehatan janin sejak
di dalam kandungan
hingga ia dilahirkan
dan berusia 2
tahun harus mutlak terpenuhi.
Jika kebutuhan ini
tidak terpenuhi maka
usaha perbaikan gizi
yang dilakukan setelah usia
2 tahun tidak
akan memberikan hasil
yang memuaskan. Dengan
kata lain, kekurangan gizi pada
anak di atas usia 2 tahun bersifat tidak dapat diperbaiki ( irreversible).
Konsep 1000
HPK kemudian berkembang
dimana proses intervensi
gizi nyatanya diperlukan
jauh sebelum seorang ibu
melahirkan bayinya, yaitu
tepatnya saat remaja,
disebut juga dengan
masa 8000 HPK. Oleh karena itu, saat ini banyak program gizi yang
dilakukan secara lintas sektor yang
menargetkan pada remaja.
Konsep-konsep di
atas menekankan pentingnya
memutuskan lingkaran terjadinya
permasalahan gizi terhadap generasi
selanjutnya sedini mungkin
yaitu pada masa
remaja, khususnya pada remaja
puteri. Pemahaman tentang
konsep ini harus
ditanamkan pada remaja
dan juga orangorang di sekitar mereka yang mereka
percayai seperti guru (di sekolah) dan orangtua (di rumah), sehingga upaya
mencapai gizi yang optimal bagi
remaja dapat terlaksana
dengan maksimal dan berkesinambungan.
B. Karakteristik
Remaja
Tahap
kehidupan remaja merupakan tahap yang unik dari keseluruhan tahap dalam daur
kehidupan kita. Masa remaja merupakan periode transisi dari fase kanak-kanak ke
fase dewasa. Fase ini harus dilalui oleh setiap anak supaya menjadi dewasa.
Pubertas ditandai dengan timbulnya tanda -tanda seks sekunder dan adanya pacu
tumbuh (Growth Spurt).
Pubertas
Pada Perempuan |
Pubertas
Pada lelaki |
· Dimulai
antara usia 8 - 13 tahun |
·
Dimulai antara
usia 9 - 14 tahun |
· Diawali dengan
tumbuhnya payudara diikuti
dengan tumbuhnya rambut
pubis (rambut kemaluan) dan
diakhiri dengan menstruasi |
· Diawali dengan mulai
berubahnya volume testis, disusul
dengan pertumbuhan rambut
pubis, dilanjutkan dengan
pacu tumbuh. Timbulnya
jerawat, jakun dan
kumis menunjukkan bahwa
pubertas sudah mencapai
tahapan yang lanjut |
· Pertambahan tinggi
badan maksimal adalah 9 cm/tahun,
dengan total pertambahan
tinggi badan selama pubertas
sekitar 20-25 cm. |
· Pertambahan tinggi
badan maksimal adalah 10 cm/tahun, dengan total
pertambahan tinggi badan selama pubertas adalah 25-30 cm. |
· Terjadinya menstruasi
menunjukkan bahwa pertambahan
tinggi badan anak sudah mendekati akhir |
·
Terjadinya mimpi basah yang menunjukkan
mulai aktifnya proses pembentukan sperma pada
tahap akhir pubertas |
Selain perubahan
biologis dan fisiologis,
remaja juga mengalami
perubahan psikologis dan
sosial. Terdapat variasi waktu
dan lamanya masa
transisi berlangsung dari
kanak-kanak menjadi dewasa yang
dipengaruhi oleh faktor
sosio-kultural dan ekonomi.
Ada beberapa perubahan
yang terjadi selama masa remaja
yang perlu dibahas di sini:
1. Peningkatan
emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai
masa badai dan
topan (Storm & Stress).
Peningkatan emosional ini
merupakan hasil dari perubahan fisik
terutama hormon yang
terjadi pada masa
remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi
ini merupakan tanda
bahwa remaja berada
dalam kondisi baru
yang berbeda dari
masa sebelumnya. Pada
masa ini banyak
tuntutan dan tekanan
yang ditujukan pada
remaja, misalnya mereka
diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti
anak-anak, mereka harus lebih
mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan
terbentuk seiring berjalannya waktu, dan
akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan
yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja
merasa tidak yakin
akan dirinya dan
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik
yang terjadi secara
cepat, baik perubahan
internal seperti sistem
sirkulasi, pencernaan, dan
sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti
tinggi badan, berat badan,
dan proporsi tubuh
sangat berpengaruh terhadap
gambaran diri (self
image) pada remaja.
3. Perubahan
dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa
remaja banyak hal-hal
yang menarik bagi
dirinya dibawa dari masa
kanak-kanak digantikan dengan hal
menarik yang baru
dan lebih matang.
Hal ini juga dikarenakan
adanya tanggung jawab yang lebih
besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan
ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi
dalam hubungan dengan orang lain.
Remaja tidak lagi
berhubungan hanya dengan
individu dari jenis
kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang
dewasa.
4. Perubahan nilai, dimana hal yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting saat mereka mendekati dewasa. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
C. Kebutuhan Gizi Remaja
Untuk hidup
dan meningkatkan kualitas
hidup, setiap orang
memerlukan lima kelompok
zat gizi, yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin,
dan mineral dalam
jumlah cukup, tidak
berlebihan dan tidak juga
kekurangan. Disamping itu,
manusia memerlukan air
dan serat untuk
memperlancar berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Bahan makanan
dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi di dalamnya, yang dalam ilmu
gizi dipopulerkan dengan ‘Tri
Guna Makanan’, yaitu
kelompok zat tenaga,
zat pembangun, dan
zat pengatur. Untuk mengimplementasikan pola
konsumsi kelompok zat
gizi ini, pemerintah
sejak tahun 2014 memperkenalkan ‘Tumpeng
Gizi Seimbang’ sebagai
pedoman masyarakat dalam mengatur pola konsumsi per hari yang ditetapkan dalam bentuk Peraturan
Menteri Kesehatan No. 41 tahun 2014.
Tumpeng Gizi
disusun berdasarkan peranan
masing -masing kelompok jenis makanan, dalam menyeimbangkan asupan
zat gizi sehari-hari:
Sumber
Zat Tenaga |
Sumber
Zat Pengatur |
Sumber
Zat Pembangun |
· Berupa
padi-padian, umbi-umbian & tepung-tepungan |
· Berupa
sayuran dan buah |
· Berupa
kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, termasuk telur dan susu |
· Mengandung
karbohidrat |
· Mengandung
vitamin dan mineral serta serat pangan
|
· Mengandung
protein selain juga kaya akan zat gizi lainnya (misalnya daging merah dan
hati juga merupakan sumber pangan yang kaya zat besi, susu kaya kalsium,
telur kaya Vitamin A) |
· Digambarkan
di dasar tumpeng |
· Digambarkan pada bagian tengah
tumpeng |
· Digambarkan
pada bagian atas tumpeng |
· Diperlukan
dalam porsi yang paling banyak (3-4 porsi per hari) |
·
Diperlukan dalam
jumlah yang lebih
sedikit dibandingkan dengan
sumber zat tenaga
(3-4 porsi sayuran, 2-3 porsi buah-buahan per hari) |
· Diperlukan
lebih sedikit dibandingkan dengan sumber zat pengatur (2-4 porsi per hari)
|
Selain
itu diatur juga bahan tambahan seperti :
· Minyak,
gula dan garam
· Ditempatkan
pada puncak tumpeng
· Jumlah kebutuhannya seperlunya saja
==============================================
Note :
Bagi Siswa/i SMAN 1 Singkep Barat dapat berpartisifasi dengan memberikan komentar atau jawaban atas pertanyaan berikut dengan format (Nama_Kelas_jawaban)!
Pertanyaan :
Apakah dampak yang akan ditimbulkan dari kondisi kekurangan gizi sejak kecil ?
==============================================