Tuesday, 14 September 2021

EDUKASI GIZI REMAJA (Edisi Pertama)

 


A.  Gizi Daur hidup

Status gizi seseorang sejak di dalam kandungan akan menentukan keadaan gizi dan kesehatan  atau kulitas  hidup  di  masa  dewasa  kelak.   Ibu  hamil  yang  kurang  gizi  dan  menderita  anemia  akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), selain itu  juga  meningkatkan  risiko  kematian  ibu.   Bayi  yang  dilahirkan  dengan  berat  badan  rendah (kurang  dari  2500  gram)  akan  meningkatkan  risiko  kemati an bayi, mengalami  gangguan perkembangan mental, dan penyakit kronis saat dewasa.

Pada masa usia di bawah dua tahun, bayi yang  tidak  mendapatkan  makanan  sesuai  yang  dibutuhkan  dan  sering  sakit,  tidak  mendapatkan perawatan  kesehatan  yang  memadai,  serta  tidak  mampu  melakukan  kejar  tumbuh  (Catch-Up Growth)  akan  meningkatkan  risiko  menjadi  anak  stunting  (pendek).   Anak  yang  pendek  akan berkembang  menjadi  remaja  yang  pendek  yang  memiliki  kemampuan  fisik  dan  masa  otot  yang kurang,  serta  berpotensi  mempunyai  performa  akademik  yang  tidak  memadai.   Jika  keadaan  ini berlanjut  dan  remaja  tersebut  kurang  mendapatkan  perawatan  kesehatan  dan  asupan  gizi  yang  memadai,  maka  pada saat  remaja  puteri  menjadi  ibu  akan  meningkatkan risiko untuk mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, dan seterusnya kondisi di atas akan berulang  seperti  lingkaran  yang  tak  berujung.   Kondisi-kondisi  tersebut  merupakan  kondisi  yang berkaitan  satu  sama  lain  yang  dikenal  dengan  istilah  “gizi  daur  hidup”  dan  secara  ringkas digambarkan oleh bagan di halaman berikutnya.


Konsep lain yang juga penting untuk dipahami adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Konsep ini menegaskan konsep gizi daur hidup di mana ada periode emas dalam daur kehidupan kita yang jika ditotal berjumlah 1000 hari yaitu :

·         Sejak kita di dalam kandungan           = 9 bulan x 30 hari      = 270  hari

·         Selama usia 2  tahun pertama              = 2 x 365 hari              = 730  hari) +

Jumlah                                                                                   = 1000 hari


Berdasarkan berbagai  penelitian  disimpulkan  bahwa  pada  periode  emas  ini  semua  kebutuhan  gizi  dan perawatan  kesehatan  janin  sejak  di  dalam  kandungan  hingga  ia  dilahirkan  dan  berusia  2  tahun harus  mutlak  terpenuhi.   Jika  kebutuhan  ini  tidak  terpenuhi  maka  usaha  perbaikan  gizi  yang dilakukan  setelah  usia  2  tahun  tidak  akan  memberikan  hasil  yang  memuaskan.  Dengan  kata  lain, kekurangan gizi pada anak di atas usia 2 tahun bersifat tidak dapat diperbaiki ( irreversible).

Konsep  1000  HPK  kemudian  berkembang  dimana  proses  intervensi  gizi  nyatanya  diperlukan  jauh sebelum  seorang  ibu  melahirkan  bayinya,  yaitu  tepatnya  saat  remaja,  disebut  juga  dengan  masa 8000 HPK. Oleh karena itu, saat ini banyak program gizi yang dilakukan  secara lintas sektor yang menargetkan pada remaja.

Konsep-konsep  di  atas  menekankan  pentingnya  memutuskan  lingkaran  terjadinya  permasalahan gizi  terhadap  generasi  selanjutnya  sedini  mungkin  yaitu  pada  masa  remaja,  khususnya  pada remaja  puteri.  Pemahaman  tentang  konsep  ini  harus  ditanamkan  pada  remaja  dan  juga  orangorang di sekitar mereka yang mereka percayai seperti guru (di sekolah) dan orangtua (di rumah), sehingga  upaya  mencapai  gizi  yang  optimal  bagi  remaja  dapat  terlaksana  dengan  maksimal  dan berkesinambungan.

 

B.   Karakteristik Remaja

Tahap kehidupan remaja merupakan tahap yang unik dari keseluruhan tahap dalam daur kehidupan kita. Masa remaja merupakan periode transisi dari fase kanak-kanak ke fase dewasa. Fase ini harus dilalui oleh setiap anak supaya menjadi dewasa. Pubertas ditandai dengan timbulnya tanda -tanda seks sekunder dan adanya pacu tumbuh (Growth Spurt).

Pubertas Pada Perempuan

Pubertas Pada lelaki

·      Dimulai antara usia 8 - 13 tahun

·         Dimulai  antara  usia  9 - 14  tahun

·  Diawali  dengan  tumbuhnya  payudara  diikuti  dengan  tumbuhnya  rambut  pubis  (rambut kemaluan) dan diakhiri dengan menstruasi

·       Diawali dengan  mulai  berubahnya  volume testis, disusul dengan  pertumbuhan  rambut  pubis,  dilanjutkan  dengan  pacu  tumbuh. Timbulnya jerawat,  jakun  dan  kumis  menunjukkan  bahwa  pubertas  sudah  mencapai  tahapan  yang lanjut

·    Pertambahan  tinggi  badan maksimal adalah  9  cm/tahun,  dengan  total  pertambahan  tinggi  badan selama  pubertas  sekitar  20-25  cm.

·   Pertambahan  tinggi  badan  maksimal  adalah 10 cm/tahun, dengan total pertambahan tinggi badan selama pubertas adalah 25-30 cm.

·    Terjadinya  menstruasi  menunjukkan  bahwa pertambahan tinggi badan anak sudah mendekati akhir

·         Terjadinya mimpi basah yang menunjukkan mulai aktifnya proses pembentukan sperma pada  tahap  akhir  pubertas

 

Selain  perubahan  biologis  dan  fisiologis,  remaja  juga  mengalami  perubahan  psikologis  dan  sosial. Terdapat  variasi  waktu  dan  lamanya  masa  transisi  berlangsung  dari  kanak-kanak  menjadi  dewasa yang  dipengaruhi  oleh  faktor  sosio-kultural  dan  ekonomi.  Ada  beberapa  perubahan  yang  terjadi selama masa remaja yang perlu dibahas di sini:

1.    Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa  badai  dan  topan  (Storm  &  Stress).  Peningkatan  emosional  ini  merupakan  hasil  dari  perubahan  fisik  terutama  hormon  yang  terjadi  pada  masa  remaja.  Dari  segi  kondisi  sosial, peningkatan  emosi  ini  merupakan  tanda  bahwa  remaja  berada  dalam  kondisi  baru  yang  berbeda  dari  masa  sebelumnya.  Pada  masa  ini  banyak  tuntutan  dan  tekanan  yang  ditujukan  pada  remaja,  misalnya  mereka  diharapkan  untuk  tidak  lagi  bertingkah  seperti  anak-anak,  mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu,  dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

2.    Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini  membuat  remaja  merasa  tidak  yakin  akan  dirinya  dan  kemampuan  mereka  sendiri. Perubahan  fisik  yang  terjadi  secara  cepat,  baik  perubahan  internal  seperti  sistem  sirkulasi,  pencernaan,  dan  sistem  respirasi  maupun  perubahan  eksternal  seperti  tinggi  badan,  berat badan,  dan  proporsi  tubuh  sangat  berpengaruh  terhadap  gambaran  diri  (self  image)  pada remaja.

3.    Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja  banyak  hal-hal  yang  menarik  bagi  dirinya  dibawa  dari  masa  kanak-kanak  digantikan dengan  hal  menarik  yang  baru  dan  lebih  matang.  Hal  ini  juga  dikarenakan  adanya  tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan  orang  lain.  Remaja  tidak  lagi  berhubungan  hanya  dengan  individu  dari  jenis  kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

4.    Perubahan  nilai,  dimana  hal  yang  mereka  anggap  penting  pada  masa  kanak-kanak  menjadi kurang penting saat mereka mendekati dewasa. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.


C.  Kebutuhan Gizi Remaja

Untuk  hidup  dan  meningkatkan  kualitas  hidup,  setiap  orang  memerlukan  lima  kelompok  zat  gizi, yaitu  karbohidrat,  protein,  lemak,  vitamin,  dan  mineral  dalam  jumlah  cukup,  tidak  berlebihan  dan tidak  juga  kekurangan.    Disamping  itu,  manusia  memerlukan  air  dan  serat  untuk  memperlancar berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi di dalamnya, yang dalam ilmu gizi dipopulerkan  dengan  ‘Tri  Guna  Makanan’,  yaitu  kelompok  zat  tenaga,  zat  pembangun,  dan  zat pengatur.    Untuk  mengimplementasikan  pola  konsumsi  kelompok  zat  gizi  ini,  pemerintah  sejak tahun  2014  memperkenalkan  ‘Tumpeng  Gizi  Seimbang’  sebagai  pedoman  masyarakat  dalam mengatur pola konsumsi per hari  yang ditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan No. 41  tahun  2014. 


Tumpeng  Gizi  disusun  berdasarkan  peranan  masing -masing  kelompok  jenis makanan, dalam menyeimbangkan asupan zat gizi sehari-hari:

Sumber Zat Tenaga

Sumber Zat Pengatur

Sumber Zat Pembangun

·      Berupa padi-padian, umbi-umbian & tepung-tepungan

·      Berupa sayuran dan buah

· Berupa kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, termasuk telur dan susu

·      Mengandung karbohidrat

·      Mengandung vitamin dan mineral serta serat pangan

 

· Mengandung protein selain juga kaya akan zat gizi lainnya (misalnya daging merah dan hati juga merupakan sumber pangan yang kaya zat besi, susu kaya kalsium, telur kaya Vitamin A)

· Digambarkan di dasar tumpeng

· Digambarkan pada bagian tengah tumpeng

· Digambarkan pada bagian atas tumpeng

·      Diperlukan dalam porsi yang paling banyak (3-4 porsi per hari)

·         Diperlukan  dalam  jumlah  yang  lebih  sedikit  dibandingkan  dengan  sumber  zat  tenaga  (3-4 porsi sayuran, 2-3 porsi buah-buahan per hari)

· Diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan sumber zat pengatur (2-4 porsi per hari)

 

 

Selain itu diatur juga bahan tambahan seperti :

·      Minyak, gula dan garam

·      Ditempatkan pada puncak tumpeng

·      Jumlah kebutuhannya seperlunya saja


==============================================

Note :

Bagi Siswa/i SMAN 1 Singkep Barat dapat berpartisifasi dengan memberikan komentar atau jawaban atas pertanyaan berikut dengan format (Nama_Kelas_jawaban)!


Pertanyaan :

Apakah dampak yang akan ditimbulkan dari kondisi kekurangan gizi sejak kecil ?


==============================================